Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

RI Kebal Dari Resesi 2023, Kata Siapa?


 


RI Kebal Dari Resesi 2023, Kata Siapa?Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kesekian kali memaparkan kalau keadaan ekonomi global lagi tidak baik- baik saja. Perihal ini terlihat dari adanya bahaya resesi ekonomi yang jadi hantu menakutkan untuk semua negara di dunia, tak terkecuali untuk Indonesia.

Tidak cuma itu, inflasi yang besar, pengetatan likuiditas, sampai konflik geopolitik Ukraina dan Rusia membuat ekonomi bumi bertambah terperosok dalam jurang kehancuran. Tetapi, Indonesia kelihatannya mesti sedikit lega sebab IMF berspekulasi ekonomi Indonesia senantiasa berkembang sampai 5, 3% tahun ini dan 5% pada 2023. Tetapi, apakah nilai itu cuma perkiraan semata? Sebagian informasi membuktikan kenyataan yang berbalik atas prospek ekonomi Indonesia yang belum lama lumayan bergantung pada ledakan harga barang utama, semacam batubara, minyak kelapa sawit, timah, nikel serta gas alam lainnya.

Terlebih, permintaan dunia yang juga turun akibat ketidakpastian yang disebut banyak pejabat negara sebagai akibat dari the perfect storm membuat beberapa lembaga internasional memproyeksikan perkembangan ekonomi dunia pada tahun 2023 terletak pada kisaran 2, 3%- 2, 9%. Turun dari estimasi tahun ini, di kisaran 2, 8%- 3, 2%. Penyusutan harga serta permohonan barang bumi jadi tanda beresiko untuk perekonomian Indonesia yang bisa mematikan pendapatan negeri yang sepanjang ini lumayan memercayakan pendapatan dari zona barang.



Harga batu bara, yang jadi primadona kini misalnya, pada kontrak Newcastle telah mulai melandai dari puncak tertingginya, US$458 pe ton pada awal September lalu. Per hari ini telah turun hampir 15% ke harga US$391. Setelah itu, perkiraan Fitch Solutions harga batu bara juga turun mulai tahun depan, dari rerata estimasi tahun ini US$320 per ton, jadi anljok ke US$280 pada 2023 serta US$250 pada 2024. Tidak cuma itu, masa depan harga minyak sawit bahkan lebih kelam. Terletak dalam tren penurunan tajam dari tingkat paling tinggi sepanjang masa di atas 7. 000 ringgit Malaysia per ton pada akhir April lalu, saat ini hampir tinggal setengahnya MYR4. 123 per ton.


Perkiraan yang dilansir trending economics membuktikan biayanya akan lalu melandai sampai akhir 2013 menjadi di kisaran MYR3. 000. Begitu pula harga timah, lambat- laun menjauh dari tingkat paling tinggi US$50. 000 per ton pada Maret tahun ini, terus menerus turun ke tingkat di bawah US$20. 000 per ton saat ini. Tren pelemahan ini diperkirakan pula akan terus bersinambung. Sedangkan tembaga pula mengalami takdir yang serupa. Harganya melorot dari tingkat paling tinggi, hampir US$11. 000 per ton pada Maret kemudian saat ini nyungsep US$7. 400- an per ton.


Rayhanashar hai nama saya rayhan

Post a Comment for "RI Kebal Dari Resesi 2023, Kata Siapa?"